Eksplorasi BEM FISIP UI 2019: Advokasi sebagai Resolusi Pengoptimalan Potensi Mahasiswa

Senin (04/02/2019), eksplorasi calon ketua dan wakil ketua BEM FISIP UI 2019, Thierry Ramadhan (Ilmu Politik 2016) dan Wilsa Naomi (Ilmu Komunikasi 2016), berlangsung di Kantin Balsem FISIP UI. Eksplorasi dihadiri oleh tiga panelis yang berperan sebagai penguji kredibilitas calon, yakni Muhammad Syaeful Mujab (Ilmu Politik 2013), Raden Dicky Darmawan (Antropologi 2013), dan Bob Aditya Hidayat (Ilmu Komunikasi 2014).
Pada sesi eksplorasi, pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FISIP UI 2019 menawarkan program unggulan #MulaiDariKita sebagai resolusi baru BEM FISIP UI 2019 dalam memaksimalkan potensi seluruh mahasiswa FISIP, khususnya melalui agenda advokasi. Program ini nantinya akan dibawakan oleh beberapa departemen di BEM FISIP UI 2019, seperti Departemen Seni dan Budaya, Departemen Olahraga, Departemen Keilmuan, Departemen Pengembangan Mahasiswa, Departemen Sosial Masyarakat, dan Departemen Kajian dan Aksi Strategis.
Agenda advokasi tersebut terlihat lebih jelas lagi pada sesi panelis oleh Raden Dicky Darmawan. Perihal tolak ukur keberhasilan BEM FISIP UI 2019, Thierry menyebutkan bahwa salah satu tolok ukur keberhasilan utamanya adalah berhasil mengadvokasikan tersedianya colokan listrik di Kantin Balsem FISIP UI. Upaya itu disebut akan dilakukan mulai dari hari pertama ketika ia telah resmi terpilih menjadi Ketua BEM FISIP UI 2019.
“Mulai dari hari pertama kita terpilih, kita akan mencoba ngobrol dengan kemahasiswaan dalam upaya advokasi ketersediaan colokan listrik di Kantin Balsem,” tegas Thierry.
Komentar Panelis
Pada sesi panelis oleh Muhammad Syaeful Mujab perihal sosial politik, Calon Wakil Ketua BEM FISIP, Wilsa Naomi, mengungkapkan bahwa fokus isu sospol yang dibawa adalah isu Hak Atas Kota dan Pendidikan Tinggi. Kedua isu tersebut dianggap krusial untuk dilanjutkan, “Bentuk konkrit dari isu Hak Atas Kota adalah melalui program kerja Kota Bergerak,”
Menanggapi isu tersebut, Thierry beranggapan bahwa fokus atas pengoptimalan akses ruang publik bagi mahasiswa FISIP UI dapat direalisasikan dalam bentuk respon terhadap isu Hak Atas Kota dan Pendidikan Tinggi. Thierry juga menjelaskan adanya Pemilihan Rektor di tahun 2019 menjadi isu strategis dalam merealisasikan isu Pendidikan Tinggi sebagai upaya untuk mengakomodasi kepentingan mahasiswa UI.
Adapun Mujab selaku panelis menilai bahwa pasangan calon belum cukup jelas mengeksplor peran BEM FISIP UI 2019 dalam merespon isu politik nasional, “Grand design yang juga sebagai landasan dalam melangkah ke depannya belum terlalu jelas dalam menjabarkan bagaimana upaya BEM FISIP UI 2019 dalam merespon politik nasional saat ini misalnya dalam kontribusi keilmuan sebagai mahasiswa FISIP,”
Usai sesi panelis, reporter BO FISIPERS meminta pendapat Bob Aditya, panelis sekaligus Wakil Ketua BEM FISIP UI 2017, terkait gagasan yang dibawa oleh pasangan calon, “Gagasan yang dibawa oleh calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP UI 2019 secara umum hampir sama dengan BEM-BEM sebelumnya, yaitu tentang bagaimana memberikan akses kepada mahasiswa FISIP UI terkait hal inventaris, perizinan, ataupun hal-hal birokratis dan sebagainya,” jelas Bob.
Menurut Bob, #MulaiDariKita merupakan gagasan yang cukup inovatif, tetapi inovatif tersebut lebih ke dalam perbaikan alur yang lebih jelas untuk memudahkan akses bagi mahasiswa FISIP UI dalam mengembangkan potensi di FISIP UI. Misalnya, BEM FISIP UI 2019 akan menyediakan type form peminjaman fasilitas. Hal itu dinilai akan mengurangi kecanggungan mahasiswa FISIP UI apabila hendak mengurus alur peminjaman fasilitas. Namun, Bob beranggapan bahwa grand design pasangan calon kurang menggambarkan secara keseluruhan BEM FISIP UI 2019 yang akan dibawa. Rancangan terkesan hanya membahas satu sisi dan menjual kemudahan akses fasilitas mahasiswa FISIP UI.
Reporter BO FISIPERS UI